Saat itu aku berdiri di atas layar. Melihat samudra jauh ke depan. Mungkin saja ada musuh yang mendekat atau pulau yang mungkin disinggahi.
Namun tiba-tiba awan hitam datang menghampiri. Membawa hujan yang siap membanjiri. Di temani angin yang bertiup tanpa henti. Membuatku yakin, sebentar lagi kapal akan diterjang badai.
Benar, dalam hitungan detik kapal sudah terombang-ambing. Tak tentu arah menunggu mati. Di atas layar, Aku sudah tak berdaya. Karena badai kali ini cukup besar. Berbeda dengan badai-badai sebelumnya. Hanya doa yang bisa terpanjat, bersama kapal yang perlahan tenggelam.
Tiba-tiba tubuhku sudah berada dalam air. Tenggelam ke laut yang gelap. Sambil tersenyum aku berucap, mungkin inilah akhir petualanganku. Petualangan seorang pelaut yang ingin menjadi astronot.
Semakin dalam laut semakin gelap. Berhias bintang-bintang seperti langit malam. Aku yakinkan diri apakah ini hanya mimpi? Ternyata tidak, wajahku terasa sakit saat dicubit. Ini bukan mimpi.
Indah sekali bintang-bintang itu. Berkelap-kelip berganti warna. Meneduhkan jiwa yang akan mati. Tapi aku tersentak kaget. Tubuhku sudah berpakaian astronot. Dari mana pakaian ini? Aku tak peduli. Yang penting aku belum mati dan bisa menggapai mimpi.
Pesawat luar angkasa yang aku tumpangi memanggil-manggil. Memberi tanda aku harus kembali ke sana. Dengan cepat aku berbalik.
Aku masih heran, ada apa ini? Mengapa aku sudah di luar angkasa? Apakah ini mimpi? Sekali lagi aku cubit tanganku dan sakit masih terasa. Ini bukan mimpi.
Ternyata pesawat itu akan kembali ke bumi. Menembus atmosfer yang berlapis-lapis. Menuju samudra pasifik yang membentang luas. Kok ke laut lagi?
Di sana ada kru yang sudah menunggu. Menyambut misi perjalanan kami. Aku hanya terbengong. Ada apa ini? Apakah ini mimpi? Kali ini aku tampar pipiku. Aduh sakit sekali rasanya.
Besoknya aku pergi ke pasar. Melihat-lihat apa yang mungkin bisa dibeli. Sekaligus untuk melupakan kejadian kemarin. Kejadian yang tak bisa aku terima dengan akal sehat.
Ibu itu sedang asyik berbelanja. Tanpa sadar ada seorang pencopet yang mendekat. Tanpa disuruh aku mendekat untuk mengingatkan. Namun cukup sial, aku malah dituduh pencopet.
Tak terima, aku lari mengejar pencopet tadi. Ku lihat dia baru saja meninggalkan gang. Sedikit terbang aku berhasil menangkapnya. Meskipun aku berhasil mengambil kembali dompet yang dicuri, namun sayang pencopet itu bisa kabur lagi.
Singkatnya aku berhasil mengembalikan dompet itu kepada pemiliknya. Ternyata di dalamnya ada ratusan dolar. Tak mengherankan, karena ibu itu bagai toko mas yang berjalan. Telinga, leher, dan tangannya dipenuhi perhiasan emas.
Ibu itu sangat berterimakasih. Bukan uang yang ia takutkan tapi surat-surat yang ada di dompet itu. Dengan rasa terimakasih dia memberikanku beberapa dolar. Aku tersentak kaget. Apa ini mimpi? Masih pipiku yang menjadi korban untuk membuktikan apakah ini nyata atau mimpi.
Karena niatku benar-benar tulus menolong, aku tak menerima imbalan itu. Namun ibu itu merasa tersinggung. Disangkanya uang pemberiannya terlalu sedikit sehingga aku enggan menerima. Lalu, setengah dompetnya ia keluarkan dihadapanku. Sambil memelas ia menyuruhku untuk mengambilnya. Lagi-lagi aku menolak meskipun di hatiku mulai ada keraguan.
Tak terima, ibu itu mengeluarkan seluruh isi dompetnya. Sambil menangis dia memintaku untuk mengambilnya. Aku pun mulai ragu. Antara menerima atau menolak. Dengan gemetar aku menjulurkan tangan untuk menerima. Namun sebelum aku menyentuh uang itu, tiba-tiba aku terjatuh dari ranjang.
:P
***
Ada apa ini? Apakah ini mimpi? Kali ini aku lihat pembaca yang kecewa. Benar ini bukan mimpi. Ini hanya khayalan seorang yang ingin menjadi astronot, petualang, dan pahlawan. Karena “Khayalan ini diikutsertakan dalam Giveaway Khayalanku oleh Cah Kesesi Ayutea” . Makanya cepat tulis khayalanmu, semoga bisa menjadi pemenang. Buruan!
Semakin dalam laut semakin gelap. Berhias bintang-bintang seperti langit malam. Aku yakinkan diri apakah ini hanya mimpi? Ternyata tidak, wajahku terasa sakit saat dicubit. Ini bukan mimpi.
Indah sekali bintang-bintang itu. Berkelap-kelip berganti warna. Meneduhkan jiwa yang akan mati. Tapi aku tersentak kaget. Tubuhku sudah berpakaian astronot. Dari mana pakaian ini? Aku tak peduli. Yang penting aku belum mati dan bisa menggapai mimpi.
Pesawat luar angkasa yang aku tumpangi memanggil-manggil. Memberi tanda aku harus kembali ke sana. Dengan cepat aku berbalik.
Aku masih heran, ada apa ini? Mengapa aku sudah di luar angkasa? Apakah ini mimpi? Sekali lagi aku cubit tanganku dan sakit masih terasa. Ini bukan mimpi.
Ternyata pesawat itu akan kembali ke bumi. Menembus atmosfer yang berlapis-lapis. Menuju samudra pasifik yang membentang luas. Kok ke laut lagi?
Di sana ada kru yang sudah menunggu. Menyambut misi perjalanan kami. Aku hanya terbengong. Ada apa ini? Apakah ini mimpi? Kali ini aku tampar pipiku. Aduh sakit sekali rasanya.
Besoknya aku pergi ke pasar. Melihat-lihat apa yang mungkin bisa dibeli. Sekaligus untuk melupakan kejadian kemarin. Kejadian yang tak bisa aku terima dengan akal sehat.
Ibu itu sedang asyik berbelanja. Tanpa sadar ada seorang pencopet yang mendekat. Tanpa disuruh aku mendekat untuk mengingatkan. Namun cukup sial, aku malah dituduh pencopet.
Tak terima, aku lari mengejar pencopet tadi. Ku lihat dia baru saja meninggalkan gang. Sedikit terbang aku berhasil menangkapnya. Meskipun aku berhasil mengambil kembali dompet yang dicuri, namun sayang pencopet itu bisa kabur lagi.
Singkatnya aku berhasil mengembalikan dompet itu kepada pemiliknya. Ternyata di dalamnya ada ratusan dolar. Tak mengherankan, karena ibu itu bagai toko mas yang berjalan. Telinga, leher, dan tangannya dipenuhi perhiasan emas.
Ibu itu sangat berterimakasih. Bukan uang yang ia takutkan tapi surat-surat yang ada di dompet itu. Dengan rasa terimakasih dia memberikanku beberapa dolar. Aku tersentak kaget. Apa ini mimpi? Masih pipiku yang menjadi korban untuk membuktikan apakah ini nyata atau mimpi.
Karena niatku benar-benar tulus menolong, aku tak menerima imbalan itu. Namun ibu itu merasa tersinggung. Disangkanya uang pemberiannya terlalu sedikit sehingga aku enggan menerima. Lalu, setengah dompetnya ia keluarkan dihadapanku. Sambil memelas ia menyuruhku untuk mengambilnya. Lagi-lagi aku menolak meskipun di hatiku mulai ada keraguan.
Tak terima, ibu itu mengeluarkan seluruh isi dompetnya. Sambil menangis dia memintaku untuk mengambilnya. Aku pun mulai ragu. Antara menerima atau menolak. Dengan gemetar aku menjulurkan tangan untuk menerima. Namun sebelum aku menyentuh uang itu, tiba-tiba aku terjatuh dari ranjang.
:P
***
Ada apa ini? Apakah ini mimpi? Kali ini aku lihat pembaca yang kecewa. Benar ini bukan mimpi. Ini hanya khayalan seorang yang ingin menjadi astronot, petualang, dan pahlawan. Karena “Khayalan ini diikutsertakan dalam Giveaway Khayalanku oleh Cah Kesesi Ayutea” . Makanya cepat tulis khayalanmu, semoga bisa menjadi pemenang. Buruan!
Eh, Jangan Lupa ikut GA kami tentang "Tokoh Inspiratif". Berminat? Lihat postingan sebelumnya!
Share This Article
37 comments:
Sukses bikin saya teeeeersihir...., tak kuduga. Heuheu. Sukses ya GA-nya. Salut dan sangat inspiratif...
@Qefy: makasih..
ternyata mimpi, kau ini memainkan pikiranku kalau itu bukan mimpi.
cerita yang sangat menarik tentang astronot. sangat inspiratif. terimakasih atas sharing nya :)
@Yitno: He he
@Wahyu Eka: sama-sama
salam kenal Pak.., folbek ya.., mf ini OOT *smile
Salam kenal juga. Sudah di folbek. OOT smile itu apa? maklum masih baru di dunia blog.
bisa2 aja nih... woi banguuun
*ngomong2 kenapa ini aq serasa buka blog ku yaaa hahaha
Haha.. mungkin harus ganti tmplate nih..
semoga khayalannya terwujud :D
Aamiin..
salam kenal juga, terima kasih sudah berkunjung
Sama-sama..
Kunjungan perdana...follback done ^_^
Makasih sudah di Follback..
He he he
Kirain...saya bingung, apakah ini sedang shooting film gitu jadi ini salah satu adegan pahlawannya menyelamatkan ibu yang sedang dicopet ternyata khayalan ya...
Sukses di GA nya...
Hehe.. iseng-iseng saja..
Assalamualaikum, singgah dan follow di sini. Jemput ke blog saya pula ya.
Wa 'alaikumsalam. Segera melawat..
Harusnya ambil dulu duitnya baru bangun ^_^
Kereeen, cara berceritanya beda. Seperti fiksi. Moga menang yaa :)
@Bunda Niken : Hehe maunya sih begitu..
@Bunda Mugniar: makasih..
Hahaha... ternyata oh ternyata... ini cuma khayalan to?
Semoga khayalannya kali ini bisa mengantarkannya menjadi pemenang di GA Khayalan ya?
Makasih..
mimpinya kok bisa beruntun begitu ya ? resep dan doa sebelum tidur apa ya ? :)
@Djangkaru Bumi: ini bukan mimpi tapi khayalan.. mimpi dalam khayalan. Bingung? saya juga bingung.. hehe
khayaaln berlapis khalayan, haha... yakin kalau ini memang cuma fiksi saja, haha
Ketahuan deh.. :(
astronot itu cita2 saya waktu SD :-)
astronot itu cita2 saya waktu SD :-)
@Damarojat: Keren cita-citanya..
Sebentar mas..biarkan sebentar dulu..untuk sy ketawa....
Hahahaha........ :D
Kalo sy yg jd jurinya...... Ndak perlu pusing buat memilih juaranya :)
Sukses ya mas Iwan
Untung bukan mas yang jadi jurinya.. Kalau mas Budi jadi jurinya saya sudah ga dek-dekan lagi nih..
Mampir ^__^
makasih dah mampir..
kalau udh jd astronot ajak2 aku juga ya :)
hehe.. tergantung sikon..
Post a Comment